Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sunday 3 February 2013

Sang Rahib dan Orang Saleh

Kindly Bookmark and Share it:

Sang Rahib dan Orang Saleh
Saudara-saudara kali ini saya berbagi artikel renungan kehidupan yang judulnya sudah tertulis di atas. Saya memperoleh artikel ini dari buku adik saya. Ketika saya membaca renungan ini, ada pemahaman yang agak ambigu dalam otak saya. Oleh karena itu saya mohon bagi para pembaca supaya berdoa terlebih dahulu sebelum melakukan apapun termasuk sebelum membaca artikel ini dan luruskan tujuan dan niat, yaitu niat kebaikan. Kalau kita ragu, maka kita harus bertanya kepada yang lebih tahu dan lebih paham. Insyaallah sekelumit cerita di bawah ini mampu menyegarkan dan menerangi pikiran dan jiwa kita.



Langsung saja, let's check it out...

Seorang laki-laki telah membunuhsembilan puluh sembilan orang. Setelah itu pada suatu hari ia ingin bertaubat. "Wahai Tuhanku, apakah aku masih bisa bertaubat?" katanya menyesal.

Dia pun berjalan mencari orang alim untuk mengadukan kondisinya. Orang-orang yang ditemuinya menunjukkan agar ia menemui seorang rahib.

Ketika bertemu Rahib, ia berkata, "Wahai Rahib, aku telah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Apakah Allah masih membuka pintu taubat kepadaku?"

Rahib menjawab tegas, "Tidak, Allah tidak mengampunimu, karena engkau telah melakukan dosa besar!"

Mendengar jawaban Rahib yang menyinggung hatinya, laki-laki itu langsung membunuh Rahib. Maka lengkaplah seratus orang dibunuhnya.

Ia kembali mencari orang alim lainnya untuk mengadukan dosanya. Ia kemudian menemui seorang alim saleh yang ditunjukkan orang-orang.

"Wahai orang saleh, aku telah membunuh seratus orang, apakah Allah masih membuka pintu taubat untukku?"

"Ya, bertaubatlah. Allah akan menerima taubatmu. Pegrilah menuju sebuah perkampungan lain. Di sana kau akan menemukan semua penduduknya saleh. Beribadahlah bersama mereka."

Mendengar penjelasan orang saleh itu, dengan membawa semangat baru, laki-laki itu segera pergi menuju perkampungan yang dituju.

Namun di perjalanan, laki-laki yang baru saja bertaubat meninggal dunia. Maka Malaikat Adzab dan Malaikat Rahmat segera mendatanginya. Keduanya berdebat. "Laki-laki ini telah bertaubat," kata Malaikat Rahmat.

"Tapi dia belum melakukan kebaikan apa pun," bantah Malaikat Adzab.

Lalu, Allah mengutus seorang malaikat yang menjelma menjadi manusia untuk mencari jalan keluar dari perdebatan itu.

"Ukurlah jarak antara dua perkampungan itu, mana dari keduanya yang paling dekat. Jika jarak dengan tujuan lebih dekat, maka Allah menerima taubatnya," kata malaikat yang diutus itu.

Setelah diukur, diketahui bahwa jarak ke tujuannya lebih dekat, Allah membuka pintu taubat kepadanya.

Hikmah: Allah Maha Pengampun dan Pemaaf, Dia mengampuni seluruh dosa manusia kecuali dosa menyekutukan Allah. Karena itu, kita tidak boleh merasa Allah tidak akan memberi kita kasih sayang.

Sekian artikel di Minggu pagi ini. Semoga bermanfaat kebaikan. Semoga dapat mendekatkan kita kepada Allah SWT. Aamiin

dikutip dari: Buku 50 Cerita Islam terbaik untuk Anak (Muhammad Yasir, Lc)

2 komentar:

 

Followers

Powered by Blogger.